Bimnews24.com.Medan, Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi tidak mempersoalkan nama calon penjabat (Pj) Bupati Tapanuli Tengah dan Wali Kota Tebing Tinggi yang diusulkannya ditolak Kementerian Dalam Negeri.
Eks Pangkostrad itu mengaku loyal dengan keputusan pemerintah pusat. Sebab, Edy menyebut dirinya adalah perwakilan pemerintah pusat di daerah.

“Bukan legowo tapi loyalitas, tadi kan saya bilang loyalitas adalah segala-galanya, loyalitas adalah kehormatan, loyalitas adalah syarat untuk pertama masuk surga,” ujarnya di Medan, Selasa (24/5/2022).

Edy merasa dirinya adalah bawahan dari pemerintah pusat. Maka dari itu dia harus loyal dengan atasan. Ketika loyal dengan pimpinan dia yakin doa Tuhan turut menyertainya.

“Bukan soal ditolak atau tidak ditolak, tapi gubernur adalah salah satu bawahannya dari Jakarta, bawahan itu harus loyal kepada atasan, kalau sudah loyal berarti doa Tuhan menyertainya,” tuturnya.

Dia mengaku untuk calon Pj kepala daerah yang habis masa jabatannya telah diusulkan masing-masing tiga nama. Namun, keputusan akhir tetap ada di tangan Mendagri.

“Begini pada dasarnya saat itu menteri dalam negeri memberikan surat ke gubernur untuk menyiapkan calon, tiga calon masing-masing kabupaten/kota. Dari Sumatera Utara saya memerintahkan staf saya anda cari orangnya saya tidak menentukan,” sebutnya.

Ada beberapa syarat atau kriteria yang ditetapkan oleh dirinya untuk memilih calon Pj kepala daerah. Pertama tidak pernah menjadi Pj atau pelaksana tugas kepala daerah sebelumnya. Kedua, punya jabatan definitif eselon II dan paham akan kondisi wilayah.

“Tapi koridornya saya yang menentukan, yang pertama adalah orang itu eselon II yang belum pernah menjabat baik itu pelaksana tugas maupun Pj di kabupaten dan kota. Karena itu menambahkan ilmu bagi kepala dinas. Kedua, adalah usia yang mumpuni karena ini jabatan yang cukup panjang, dikatakan memang satu tahun per satu tahun dan per tiga bulan dikaji, tapi waktunya itu dua setengah tahun sampai November 2024, yang ketiga adalah orang tersebut orang yang menguasai wilayah itu,” jelasnya.

“Yang paling penting bagi saya orang yang memimpin di wilayah itu kalau sudah tak bisa dia memimpin pasti gubernur nanti orang pertama yang paling komplain, itu yang paling penting,” katanya.( Jasril )