Medan. Bimnews24. Com, Tepat 26 Desember 2004, tsunami dahsyat melanda Aceh dan beberapa negara di sekitar Samudra Hindia, menelan lebih dari 230.000 korban jiwa. Tragedi yang dipicu gempa berkekuatan 9,1-9,3 SR ini menjadi salah satu bencana terbesar dalam sejarah modern, sekaligus meninggalkan luka mendalam bagi umat manusia.

Afrizal, Pimpinan Redaksi Poindone News, menyampaikan refleksi mendalam. “Duka Aceh adalah duka dunia. Namun, kebangkitan Aceh juga menjadi simbol harapan bagi semua,” ucapnya.

Tragedi ini memicu solidaritas internasional yang luar biasa. Negara-negara di seluruh dunia mengirimkan bantuan kemanusiaan, tim penyelamat, dan dukungan dana untuk rekonstruksi Aceh. Media turut memainkan peran penting, termasuk Poindone News, yang menggugah empati melalui pemberitaan mendalam mengenai perjuangan masyarakat Aceh.

Kini, dua dekade kemudian, Aceh telah bangkit. Infrastruktur yang porak-poranda telah dibangun kembali, ekonomi perlahan pulih, dan masyarakat Aceh menunjukkan ketangguhan luar biasa dalam menghadapi trauma yang menyakitkan.

“Peringatan ini bukan hanya mengenang duka, tapi juga merayakan semangat kebangkitan. Solidaritas adalah kunci untuk mencegah tragedi serupa di masa depan,” pungkas Afrizal.

Tragedi tsunami Aceh mengajarkan pentingnya kebersamaan dan kepedulian antar sesama, menjadikan duka tersebut sebagai pelajaran untuk membangun masa depan yang lebih baik.

( red ).